Asal Usul Nama Durian
Minggu, 23 Februari 2014
0
komentar
Apa arti sebuah nama, demikian ucapan
yang sering kita dengar mengambil dari seorang pujangga dunia
Shakespare. Walaupun hanya sebuah nama, ternyata nama memberi arti
penting bagi setiap etnis yang hidup di sekitar sentra
durian. Demikian penting arti sebuah nama bagi durian, tidak hanya
memberi atribut yang menggambarkan kualitas dan performance dari durian
kebanggaannya, bahkan menggambarkan harapan bagi si pemilik durian.
Lima tahun yang lalu ketika saya eksplorasi durian di Banten,
seorang penunjuk jalan menceritakan bagaimana pentingnya memberi nama
pada setiap pohon durian bagi etnis setempat. Kalau kita ingin memiliki
durian yang berkualitas, kita harus member nama durian kita, kata beliau
berikutnya. Saya fikir ini agak terbalik dari pemahaman saya bahwa
durian yang baik akan diberi nama untuk memudahkan menyebutnya. Beliau
melanjutkan ceritanya lagi, etnis banten memberi nama pada durian sesuai
dengan hal-hal yang dialami pada saat akan memberi nama. Sebagai contoh
ketika akan memberi nama melihat ada pesawat melintas, maka diberi nama
durian Kapal, bila yang dilihat anak gadis yang cantik maka duriannya
diberi nama durian Geulis. Ada pula durian Potret, karena si pemilik
melihat seorang wisatawan memotret duriannya.
Tidak jauh berbeda cara memberi nama
durian di etnis Minangkabau. Kebanyakan memberi nama sesuai lingkungan
tempat tumbuh tanaman seperti durian Parak Kopi karena tumbuh di kebun
kopi (parak=kebun), durian Lereng atau Tebing karena tumbuh di lereng
bukit dan tebing. Sehingga kita akan menemui tanaman yang berbeda dengan
nama yang sama karena tumbuh di lingkungan yang sejenis. Ada juga
memberi nama untuk menghargai nama atau gelar leluhurnya seperti contoh
durian Lenggang Kamang atau durian Datuk Sati. Juga nama berdasarkan
kejadian yang unik seperti durian Sahalai Sarawa (=selembar celana)
karena harga satu durian cukup untuk ditukar dengan sebuah celana. Dan
orang lainpun yang memiliki durian yang bagus dan berukuran besar akan
member nama sahalai sarawa dengan harapan dapat dijual semahal yang
aslinya. Tidak beda pula mereka juga memberi nama berdasarkan tampilan
buah miliknya, contohnya durian Taba (=tebal) karena berdaging tebal,
durian Kampih (=kempes) karena memiliki biji kempes, dll.
Memberi nama berdasarkan bentuk dan
tampilan buah sangat umum di Sumatera Selatan, sehingga banyak sekali
disini yang diberi nama durian Tembaga karena warnanya yang kuning
tembaga, Kepala Rusa karena berbentuk seperti kepala rusa. Dan yang
paling umum adalah durian Bantal, karena ternyata banyak sekali durian
yang memiliki bentuk seperti bantal bulat lonjong. Sedangkan yang paling
terkenal dari bentuk bantal adalah durian Bantal mas dari Muara Enim.
Ada lagi nama yang sangat populer yang menunjukkan atribut ukuran yang
besar yaitu durian Bakul, karena dalam satu bakul, keranjang yang
dipakai untuk membawa durian, hanya dapat terisi satu atau dua saja,
sehingga diumpamakan besarnya seperti bakul.
Tidak jauh berbeda penduduk Sumatera
Utara, mereka member nama durian berdasarkan bentuk dan warna daging
buah. Durian yang unggul di daerah ini
tidak jauh namanya dari durian Emas, yang menggambaran atribut warna
daging buah yang keemasan dengan rasa yang pulen. Juga durian jantung
yang memiliki bentuk seperti jantung, yang dianggap durian yang paling
baik mutunya. Dan nama-nama lain yang menggambarkan atribut buah seperti
Kucing Titun karena bentuknya yang seperti kucing tidur. Mengingatkan
kita pada nama yang mirip di Madura yaitu durian Se Koceng (=Si kucing).
Lain ladang-lain belalang, lain tempat
lain pula cara memberi nama durian. Etnis Dayak di Katingan, Kalimantan
Tengah memberi nama durian kebanyakan berhubungan dengan bentuk daging
durian dalam satu juring yang mirip udang tidur yang biasa mereka
tangkap dari sungai. Dengan bentuk melengkung dengan ruas-ruas pongge
dan warnanya yang kuning mirip sekali dengan udang sungai yang masak.
Tak heran banyak sekali nama durian Udang, Undang atau Otak undang
disetiap tempat di daerah ini. Disamping nama yang biasa diberikan
seperti durian Emas untuk durian yang kuning tua dan durian Belunek
untuk durian yang berdaging tebal dan lunak.
Sedangkan di Kalimantan Timur, pemberian
nama didominasi dengan nama daerah dimana durian tumbuh. Contohnya
adalah durian Selisun yang tumbuh di kampung Selisun, durian Aji Kuning
berasal dari desa Aji Kuning. Demikian juga durian Lae Mahakam yang
berasal dari tepi sungai Mahakam, dll.
Bagi penduduk Papua sangat tabu memberi
nama durian dengan nama pemiliknya. Karena mereka berpendapat bahwa
tanaman adalah pemberian alam untuk manusia, sehingga tidak selayaknya
member nama dengan nama pemiliknya. Bila ini dilakukan seolah-olah mau
menguasai pemberian alam. Umumnya mereka member nama sesuai dengan
atribut yang ditampilkan buah, sebagai contoh yang paling umum adalah
durian Mentega karena memiliki warna daging yang kuning dan lembut
berlemak seperti mentega. Durian susu yang memiliki warna putih susu
dengan rasa yang gurih dan creamy. Ada durian Gajah yang
berukuran besar, durian Juring Panjang yang memiliki bentuk buah
lonjong, dan durian Duri Panjang karena berduri lebih panjang dari
rata-rata durian yang lain. Ada juga durian Krakbum, karena duriannya
besar, kalau jatuh mengeluarkan suara krak ketika diatas dan bunyi bum
ketika mengenai tanah. Ini juga mengingatkan nama durian dari kalteng
Gantar Bumi yang bila jatuh menggetarkan bumi karena ukurannya yang
besar
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Asal Usul Nama Durian
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://danishdurian.blogspot.com/2014/02/asal-usul-nama-durian.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar